Headline News

16 Januari 2025

Nadya Rasti Allya Syabela Menangkan Lomba Esai Matematika Nasional


BANDUNG -
 Antara matematika, gen Z, dan pinjaman online (pinjol).

Itulah hubungan segitiga yang dibedah dalam esai berjudul "Jurang Ketidaksetaraan: Saat Pendidikan Matematika Tak Lagi Jadi Prioritas Gen-Z" karya siswa SMA Tunas Unggul, Nadya Rasti Allya Syabela. 

Esai tersebut mengantarkannya menjadi juara 1 Lomba Esai Matematika Nasional pada ajang "Gema Mahasiswa Matematika UPI 2024". 

Dengan tema esai "Dampak Kurangnya Akses Pendidikan Matematika pada Kesetaraan Sosial dan Ekonomi", Nadya mengirisnya menjadi lebih dekat kepada masyarakat dengan isu pinjol. Dalam esainya, Nadya menuliskan data bahwa banyak gen Z di Indonesia yang menjadikan pinjol sebagai solusi finansial, namun merasa berat saat membayaran cicilan. 

"Karena, salah satu masalah orang yang pinjol itu enggak memperhitungkan bunga, padahal bunga itu pasti bertumbuh dan bisa dipelajari dengan konsep matematika dasar dalam deret geometri," tuturnya saat ditemui di sekolah, Jln. Abah Sastro No.20, Kota Bandung, Rabu (15/1/2025).

Di sinilah pisau analisis esainya mengungkap kurangnya literasi keuangan, minimnya penguasaan ilmu matematika serta dorongan fenomena fear of missing out (FOMO/takut ketinggalan tren) menjadikan pinjol sebagai solusi finansial yang semu. "Apa pun alasannya (untuk menggunakan pinjol), kita harus bisa memperhitungkannya dengan matang," ujar sulung dari tiga bersaudara ini. 

Ia mengatakan, prestasi yang diraih tak lepas dari bimbingan Bu Mega, guru pendampingnya. Ia juga sangat terbantu dengan program riset trail yang digagas oleh sekolah sehingga dirinya terlatih untuk menulis ilmiah dari waktu ke waktu. Selain itu, melalui program mentoring, mentalnya tetap terjaga, alih-alih burnout karena selalu ada Bu Damar, guru mentornya yang selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah dan masalah yang ia hadapi.

"Aku lihat peserta lain presentasinya amaze banget, tapi aku bilang ke diri sendiri, 'Oke Nad, kamu udah lakuin yang terbaik'. Hasilnya pun bikin aku speechless. Alhamdulillah, proses ini bisa aku lewatin dan dapat bonus sebagai juara. Aku bersyukur banget," ungkap siswa kelas XI tersebut.

Berlari dalam Dua Lintasan

Lembar esai yang ia tulis tak selesai tanpa perjuangan. Ia bercerita, saat menggarap esai tersebut, ia pun sedang  mempersiapkan kegiatan di sekolah. Berperan sebagai wakil ketua OSIS membuatnya harus berlari dalam dua lintasan secara bersamaan. "Karena itu, aku menyelesaikan esai saat masa perpanjangan lomba. Langsung dikebut seminggu dan hanya revisi dua hari," ceritanya. 

Namun, cerita belum selesai. Setelah esainya rampung dan lolos sebagai finalis, saatnya Nadya menyiapkan bahan untuk persentase. Kondisinya masih sama, ia masih berlari di dua lintasan. Namun, kesibukannya di OSIS tak menjadikan lalai pada tanggung jawab. "Meski kejar-kejaran, aku sadar salah karena sempat menunda-nunda, namun kewajiban harus diselesaikan," komitmennya. 

Dalam hectic-nya, siswa yang hobi menulis tersebut menceritakan kejadian yang menghadirkan tawa. Pada hari persentasi, ia sudah janjian sama Bu Mega untuk bertemu di kampus UPI. "Ketika sampai, Nadya lekas menelpon Bu Mega. Ternyata aku salah, Bu Mega bilang kampus UPI yang di Setiabudi, aku malah pergi ke kampus UPI Cibiru," ungkapnya diiringi tawa.  

Kejadian itu membuatnya sedikit datang terlambat, namun hasil akhir tak mengkhianati usahanya. 

Siapkan Jadi Future Problem Solver

Sementara itu, Kepala SMA Tunas Unggul, Zainal Malik Firdaus menjelaskan, riset trail adalah upaya sekolah untuk melahirkan lulusan yang siap menjadi future problem solver

"Kami ingin lulusan sekolah ini bisa berkontribusi di lingkungan global. Kita beri bekal dengan skill problem solver (pemecah masalah) melalui program riset trail dengan penulisan ilmiah. Mereka jadi tahu dan terbiasa menemukan masalah, mengidentifikasi, dan menemukan solusinya," tuturnya.

Dengan visi "Creative Life Design, Future Problem Solver", SMA Tunas Unggul berharap para siswa mampu mendesain kehidupan mereka dengan cara yang kreatif sekaligus menjadi manusia yang bermanfaat untuk masyarakat.

Renungan ""

"Dan orang-orang yang apabila melakukan kejahatan atau mengianiaya dirinya sendiri, mereka lalu ingat kepada Allah, kemudian memohonkan pengampunan kerana dosa-dosa mereka itu. Siapakah lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa itu selain Allah? Dan mereka tidak terus-menerus mengulangi perbuatan yang jahat itu, sedang mereka mengetahui." (QS. Ali-lmran: 135)
 
Copyright © 2016 www.sisiberita.com | Mengupas Tuntas, Akurat Menyajikan Sisi Berita
Design by FBTemplates | BTT