BANDUNG - Nani Mulyani, S.Pd., M.P.Mat., sejak bulan September 2023, menjabat sebagai Kepala SMAN 21 Kota Bandung. Sejak di SMAN 21, Nani ingin meningkatkan lulusannya, agar lebih banyak diterima di perguruan tinggi negeri (PTN) top.
Terutama yang diterima melalui jalur undangan atau Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) nilai rapor.
Nani pun meracik strategi agar hal tersebut bisa terealisasi. “Yang pertama saya melihat mengenai kurikulum yang harus ditingkatkan, berdasarkan nilai rapor. Kemudian melihat potensi siswa yang begitu besar,” kata Nani, di ruang kerjanya, Senin (4/3/2024).
“Kalau tidak didukung dengan nilai rapor yang diberikan oleh guru, sebagai hasil mereka belajar, tentu tidak bisa mendukung ke perkuliahan,” imbuhnya.
Oleh sebab itu ia bersama para guru dan jajaran manajemen, berusaha meningkatkan kompetensi siswa.
Di samping itu, meningkatkan siswa agar banyak diterima di PTN melalui jalur tes UTBK.
Namun untuk menyiapkan ke arah itu pihaknya mengundang orangtua siswa kelas XII. Pasalnya agar lebih optimal, pihaknya menghadirkan bimbingan belajar (bimbel) datang ke sekolah.
“Pertama saya undang orangtua siswa kelas XII, saya perlihatkan kemajuan anak-anak mereka di SMAN 21,” kata Nani.
“Bapak Ibu kalau tidak ingin anaknya maju jelas tidak akan ada, karena kemajuan itu tidak mungkin tanpa dana. Akhirnya saya suruh maju bimbingan belajar yang menawarkan (program) kepada kami.”
“Mereka (pihak bimbel) menjelaskan berbagai program sekaligus biayanya kepada orangtua. Akhirnya semua orangtua siswa sepakat memutuskan pilihannya masing-masing. Ingin bimbel A, ingin bimbel B dan ingin bimbel C.”
“Dibuatlah kesepakatan, dan kini sudah memasuki minggu kedua, mereka belajar dibimbel dengan suasana sekolah,” imbuhnya.
Masih dijelaskan Nani, pihak bimbel ini masuk ke sekolah sesuai dengan jadwal yang sudah disepakati waktunya.
Kedua melakukan psikotes untuk memetakan potensi diri siswa, agar tidak salah menentukan jurusan saat kuliah.
Tidak kalah penting
dari sisi sarana prasarana, akan meningkatkan akreditasi perpustakaan sekolah, memperoleh akreditasi A. Dengan tujuan manjadi bagian penting kesuksesan siswa dalam meningkatkan kompetensinya.
“Salah satu yang dilakukan mempersiapkan buku-buku yang disukai oleh siswa, kalau isinya hanya buku pelajaran saja, ya nantinya nggak masuk-masuk ke perpustakaan,” kata Nani.
Berdasarkan hal tersebut pada saat dirinya baru menjabat selama satu bulan, kepada bendahara BOS dan petugas perpustakaan untuk membeli sedikitnya 100 buku novel, yang disukai siswa.
“Alhamdulillah di dua bulan pertama, sisi pendukung perpustakaan (koleksi buku) sudah bertambah signifikan, sehingga siswa senang untuk datang ke Perpustakaan, membaca buku yang mereka senangi,” kata Nani.
Masih ada kaitannya dengan sarana prasarana sekolah, dalam waktu dekat akan memperbaiki kondisi lapang sekolah agar lebih baik lagi.
“Ada orangtua siswa yang akan menyumbang pengecetan, namun lapangan nya harus ditambal dulu yang bolong-bolongnya,” kata Nani.
Program lainnya, yaitu melaksanakan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) bagi kelas X.
Sebelumnya program ini pun sudah ditawarkan kepada orangtua siswa.
“Akhirnya diadakan dan biayanya subsidi silang. Kami hanya menyiapkan tempatnya di Rindam dan orangtua melihat pelaksanaan LDKS di Rindam itu seperti apa,” kata Nani.
Intinya kata Nani, semua program yang dijalankan di sekolah, merupakan hasil kesepakatan bersama orangtua siswa dan tidak ada paksaan, terlebih yang berkaitan dengan pembiayaan di luar tanggungan BOS dan BOPD.
Dalam mengambil semua keputusan pun mengedepankan kehati-hatian dan mengacu kepada aturan yang ada.
“Mungkin sekitar hari Kamis depan kami akan mengevaluasi. Semua program yang saya lakukan sejak saya ke sini akan dievaluasi, mulai dari perpustakaan, kurikulum dan lainnya, untuk ditingkatkan di tahun berikutnya,” pungkas Nani.***