BANDUNG - SMAN 1 Bandung
menggelar Firstival di sekolah, Sabtu (29/7/2023). Firstival merupakan kegiatan
amal untuk memberi ruang bermain sambil belajar bagi anak-anak panti asuhan.
Ketua Pelaksana Firstival, Reyra Putri Sagita menuturkan, inti kegiatan
ini adalah memberi pengalaman baru bagi anak-anak untuk bermain sambil belajar.
Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak dari Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
(LKSA) Malikul A'la dan Yayasan Panti Sosial Asuhan Anak (YPSAA) Yoyoh
Maesaroh.
"Acaranya ada talent class, talent show,
dan talkshow,"
ungkap Pengurus OSIS SMAN 1 Bandung tersebut.
Pada talent class, lanjut Rey, anak-anak dibagi
empat kelas guna mempelajari hal yang mereka suka. Empat kelas tersebut adalah
kelas menggambar, membuat kerajinan, menghias kue, dan public
speaking. "Mereka dibimbing oleh volunteer dari
anak-anak Smansa juga," tutur siswa kelas XII IPS 2 ini.
Bagi Reyra dan kawan-kawan, Firstival adalah program baru. "Pas
kita presentasikan, program ini sangat didukung oleh bidang kesiswaan. Dari
awal sampai sejauh ini alhamdullillah lancar dan kita lihat interaksi anak di
kelas sangat puas," ucapnya.
Selain kegiatan amal, tambahnya, pihaknya pun sudah mengumpulkan uang donasi
sejak Mei lalu. Total donasi yang terkumpul mencapai 10 juta rupiah.
"Hasil donasi ini akan kita salurkan ke panti asuhan, juga ada donasi
barang, pakaian, dan buku," imbuhnya.
Perkuat Empati
Kepala SMAN 1 Bandung, Tuti Kurniawati pun amat bangga kepada siswanya
yang telah menyelenggarakan kegiatan Firstival. Ia menilai, kegiatan ini bisa
memperkuat rasa empati para siswa pada lingkungan sekitar.
"Kami hanya ingin menumbuhkan karakter baik, salah satunya empati,
peduli, dan berbagi kepada sesama dengan kemasan yang berbeda. Alhamdulillah,
enggak nyangka anak-anak bisa sekreatif ini," ungkapnya.
Ia menjelaskan, karakter berempati sangat penting dimiliki oleh siswa.
Bahkan, ia menilai tingkatannya nomor dua setelah religius.
"Karena, jika tidak ada empati, nanti tidak ada saling menghargai,
akan timbul konflik karena mudah terprovokasi. Nah, itulah pentingnya empati,
bisa saling memahami dan menghargai," terangnya.
Tuti menambahkan, beberapa materi disampaikan oleh narasumber ahli yang
dikemas menarik untuk anak-anak. Yakni, materi "Kekerasan Anak" oleh
Safeguarding & Advocacy Coordinator dari SOS Children's Village Indonesia,
Tri Lestari Dewi Saraswati dan "Cita-Cita Anak" oleh Konselor Umum
Bidang Psikologi UPTD PPA Kota Bandung, Ratnafuri Mulia.
Kepala LKSA Malikul A'la, Ramdani pun menyambut baik kegiatan ini.
Menurutnya, inisiatif dari siswa ini merupakan terobosan baru untuk
meningkatkan kualitas pengasuhan. "Jadi, sangat korelatif dengan program
yang kami laksanakan. Insya Allah akan bermanfaat bagi anak-anak,"
tuturnya.
Ia berharap, kegiatan ini jadi piloting di Jabar. Sehingga, ada banyak
sekolah lain yang melaksanakan kegiatan amal bermain sambil belajar seperti
ini.***