BANDUNG, SIBER - Memasuki musim hujan tahun ini, sejumlah wilayah di Kota Bandung kewalahan menghadapi tingginya volume air. Drainase yang sempit dan tak terawat, minimnya lahan resapan, dan padatnya tembok bangunan menjadi masalah utama.
Tingginya curah hujan di kota Bandung mengakibatkan terjadi genangan di beberapa wilayah bahkan ada juga yang merendam beberapa pemukiman warga.
Ketua Paguyuban Camat Kota Bandung, Drs. Suardi, mengatakan, untuk mengatasi dan menyelesaikan permasalahan banjir di kota Bandung setiap kecamatan sudah mempunyai program2 yang sudah lama berjalan diantaranya Gerakan menabung air.
“Selain Gerakan menabung air, tiap kecamatan juga punya program yang sudah berjalan berupa membuat sumur-sumur resapan, lubang biopori, pemeliharaan saluran dan gorong-gorong melalui pasgober, pengerukan sedimentasi, menjaga dan memastikan tali-tali air berfungsi, termasuk juga sosialisasi terkait pengelolaan sampah yang juga punya andil dalam permasalahan banjir,” ucap Suardi, Senin 8 Mei 2023.
Suardi menegaskan bahwa Kecamatan sebagai sub sistem pemerintahan kota Bandung tentunya turut serta berperan dalam mengatasi permasalahan banjir di kota bandung, peran mana juga di sesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki.
“Saya pikir juga merupakan permasalahan yang tidak berdiri sendiri banyak faktor mempengaruhinya baik faktor alam itu sendiri, artinya tingginya curah hujan atau intensitas hujan, faktor perilaku masih adanya masyarakat membuang sampah sembarangan, faktor infrastruktur, serta daya dukung saluran yang tidak mampu menampung air hujan,” kata Camat Cibeunying Kaler Suaradi.
Banjir merupakan salah satu masalah prioritas Kota Bandung, banjir juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah tidak mungkin menyelesaikan sendiri terkait penyelesaian masalah banjir.
“Penanganan banjir, seluruh komponen yang ada di kota Bandung harus turut berperan aktif, terlebih ASN. ASN dituntut untuk menjadi role model atau contoh perilku yang solutif bagi penanganan banjir,” tegasnya.
Faktor apa yg menjadi penyebab paling mendasar, sehingga dibeberapa titik setiap hujan terjadi banjir menurut Suardi, daya tampung saluran drainase yang tidak mampu menampung aliran air hujan, atau drainase yg tidak berfungsi dengan baik bahkan kebiasaan buruk masyarakat dengan membuang sampah sembarangan.
Sebagi solusi yang harus dilakukan oleh ASN maupun masyarakat dalam mengatasi banjir, Suardi menekankan harus dimulai dari hal kecil.
“Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari saat ini. Lakukan apa yang semestinya dilakukan terkait penanganan banjir,” tukasnya.
Suardi menegaskan, permasalahan banjir bisa ditangani bersama dengan mengoptimalkan kembali gerakan hemat dan menabung air dengan memperbanyak sumur-sumur resapan, lubang biopori, drumpori, membuat kolam retensi skala besar yang tidak hanya sebagai pengendali banjir, juga sebagai cadangan air baku PDAM. Penerapan terkait regulasi atau kewajiban membuat satu sumur resapan bagi luasan per setiap 100 m2 atap bangunan. ADV