BANDUNG - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyatakan proses lelang proyek kolam retensi di Jalan Bima segera bergulir. Pasalnya, Pemkot Bandung manargetkan proyek tersebut tuntas di awal triwulan keempat 2021.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menuturkan, kolam retensi Jalan Bima sebetulnya sudah bisa berfungsi namun belum optimal. Hal itu karena ada beberapa hal yang harus dibangun.
"Ini proses lelang adiministrasi dulu. Jika lancar, Juli pemenangnya sudah ada. Mudah-mudahan tiga bulan selesai," ucap Yana saat meninjau ke lokasi kolam retensi Jalan Bima, Senin, 19 April 2021.
Kini, pengerjaan kolam retensi Jalan Bima akan didukung dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp5,2 miliar. Konsep pembuatan kolam retensi Jalan Bima akan dilengkapi dengan penghijauan dan sejumlah fasilitas agar bisa dimanfaatkan sebagai area publik.
Area kolam dikerjakan di lahan milik Pemkot Bandung seluas 1.222 meter persegi. Memiliki kedalaman sekitar 3,5 meter, kolam retensi Jalan Bima mampu menampung air sebanyak 4.200 meter kubik.
"Waktu itu, kita minta ke Dinas Pekerjaan Umum supaya minimal bisa berfungsi dulu. Sebetulnya berjalan, dulu masih swadaya terpenting ada dulu," ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Bandung sudah membangun kolam retensi Sirnaraga di RW 06 Kelurahan Pajajaran, Kec. Cicendo. Kolam tersebut memiliki lahan 1.792 meter persegi, kolam retensi ini mampu menampung air hingga 3.335,26 meter kubik.
"Ini untuk mengurangi aliran Sungai Citepus yang mengalir ke Pagarsih dan Pasir Koja. Di sana juga sudah ada (kolam retensi) Sirnaraga," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan selama musim penghujan sejak akhir 2020 lalu, pihaknya sudah mengeruk sedimentasi di kolam retensi Jalan Bima hingga tiga kali.
"Ini dalam hitungannya minggu sudah naik lagi sedimentasinya. Ini membuktikan kalau kolam sudah berfungsi, hanya belum maksimal. Ini juga bukti di atas (Bandung Utara) juga lahannya masih kritis, masih sangat memerlukan penanaman," kata Didi.
Didi menyatakan, sudah ada komunikasi bersama pihak pengelola Apartemen Landmark. Mereka, bakal ikut berkolaborasi menata di sekitar area kolam retensi.
"Ke arah konstruksi di dinding sungai oleh kita. Kita sudah bersurat ke Apartamen Landmark. Mereka mau membuat lanskapnya. Mungkin mereka standarnya lebih tinggi," kata Didi.
"Misalnya untuk pohon, kita yang kecil. Sedangkan mereka bisa jadi langsung yang tinggi," imbuhnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menuturkan, kolam retensi Jalan Bima sebetulnya sudah bisa berfungsi namun belum optimal. Hal itu karena ada beberapa hal yang harus dibangun.
"Ini proses lelang adiministrasi dulu. Jika lancar, Juli pemenangnya sudah ada. Mudah-mudahan tiga bulan selesai," ucap Yana saat meninjau ke lokasi kolam retensi Jalan Bima, Senin, 19 April 2021.
Kini, pengerjaan kolam retensi Jalan Bima akan didukung dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp5,2 miliar. Konsep pembuatan kolam retensi Jalan Bima akan dilengkapi dengan penghijauan dan sejumlah fasilitas agar bisa dimanfaatkan sebagai area publik.
Area kolam dikerjakan di lahan milik Pemkot Bandung seluas 1.222 meter persegi. Memiliki kedalaman sekitar 3,5 meter, kolam retensi Jalan Bima mampu menampung air sebanyak 4.200 meter kubik.
"Waktu itu, kita minta ke Dinas Pekerjaan Umum supaya minimal bisa berfungsi dulu. Sebetulnya berjalan, dulu masih swadaya terpenting ada dulu," ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Bandung sudah membangun kolam retensi Sirnaraga di RW 06 Kelurahan Pajajaran, Kec. Cicendo. Kolam tersebut memiliki lahan 1.792 meter persegi, kolam retensi ini mampu menampung air hingga 3.335,26 meter kubik.
"Ini untuk mengurangi aliran Sungai Citepus yang mengalir ke Pagarsih dan Pasir Koja. Di sana juga sudah ada (kolam retensi) Sirnaraga," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung, Didi Ruswandi mengungkapkan selama musim penghujan sejak akhir 2020 lalu, pihaknya sudah mengeruk sedimentasi di kolam retensi Jalan Bima hingga tiga kali.
"Ini dalam hitungannya minggu sudah naik lagi sedimentasinya. Ini membuktikan kalau kolam sudah berfungsi, hanya belum maksimal. Ini juga bukti di atas (Bandung Utara) juga lahannya masih kritis, masih sangat memerlukan penanaman," kata Didi.
Didi menyatakan, sudah ada komunikasi bersama pihak pengelola Apartemen Landmark. Mereka, bakal ikut berkolaborasi menata di sekitar area kolam retensi.
"Ke arah konstruksi di dinding sungai oleh kita. Kita sudah bersurat ke Apartamen Landmark. Mereka mau membuat lanskapnya. Mungkin mereka standarnya lebih tinggi," kata Didi.
"Misalnya untuk pohon, kita yang kecil. Sedangkan mereka bisa jadi langsung yang tinggi," imbuhnya.