Bandung, SIBER - Sebagian orang ternyata lebih khawatir kehilangan pekerjaan dibandingkan terpapar Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19). Hal ini terungkap melalui survei yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung pada pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bandung.
Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung, Khairul Rizal, survei ini menggunakan metode Road Side Interview (RSI). Dalam survei ini, petugas menghentikan kendaraan lalu mewawancarai langsung pengemudi. Selain itu, pengemudi juga mengisi sejumlah pertanyaan di formulir yang sudah disiapkan.
Survei dilakukan di 8 titik pemeriksaan. Dari setiap titik diperoleh 30-40 responden dengan total berjumlah 310 responden. Sedangkan status pekerjaan responden, wirausaha (37 persen), karyawan swasta (32 persen), buruh lepas (13 persen), lainnya (8 persen), PNS, TNI, Polri (7 persen).
"Pertanyaan dalam survei berasal dari Bapelitbang (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Bandung)," jelasnya.
Hasilnya, sekitar 62 persen responden khawatir kehilangan pekerjaan. Sedangkan 26 persen khawatir penghasilannya berkurang. Hanya ada 10 persen yang khawatir tertular virus dan 2 persen yang khawatir mati.
Dalam survei tersebut, tujuan perjalanan masih didominasi oleh orang yang hendak bekerja yaitu sebanyak 46 persen. Sedangkan belanja (18 persen) pulang ke rumah (16 persen), dan sisasnya variatif.
"Durasi keluar rumah responden yang kami survei lebih dari 6 jam itu 75 persen. Sisanya di bawah dua jam," ujarnya.
Di luar itu, sebagain besar responden telah mengetahui PSBB. Namun hanya 81 persen yang mengetahui aturan PSBB. Sisanya mengakui belum mengetahuinya.
Selain survei tersebut, Dishub Kota bandung juga melalukan survey traffick counting pada 8 chekpoint dan pintu tol.
Hasilnya, selama PSBB diberlakukan, terjadi penurunan kendaraan masuk ke Kota Bandung rata-rata sekitar 13 persen. Meskipun peningkatan kembali terjadi di hari ke 6 dan 8 PSBB dengan rata-rata kenaikan sampai 42 persen dengan dominasi sepeda motor.
Selain itu, penurunan juga terjadi pada kendaraan yang keluar dari Kota Bandung. Penurunan terbesar terjadi di gerbang tol Pasirkoja. Sebelum PSBB kendaraan yang keluar sebanyak 7.974, sedangkan setelah PSBB menjadi sekitar 3.000an.
Sedangkan dari gerbang tol Pasteur, jika sebelum PSBB kendaraan keluar 22.000an setelah PSBB menjadi 17.000an. Red
Kepala Bidang Manajemen Transportasi dan Parkir Dishub Kota Bandung, Khairul Rizal, survei ini menggunakan metode Road Side Interview (RSI). Dalam survei ini, petugas menghentikan kendaraan lalu mewawancarai langsung pengemudi. Selain itu, pengemudi juga mengisi sejumlah pertanyaan di formulir yang sudah disiapkan.
Survei dilakukan di 8 titik pemeriksaan. Dari setiap titik diperoleh 30-40 responden dengan total berjumlah 310 responden. Sedangkan status pekerjaan responden, wirausaha (37 persen), karyawan swasta (32 persen), buruh lepas (13 persen), lainnya (8 persen), PNS, TNI, Polri (7 persen).
"Pertanyaan dalam survei berasal dari Bapelitbang (Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Kota Bandung)," jelasnya.
Hasilnya, sekitar 62 persen responden khawatir kehilangan pekerjaan. Sedangkan 26 persen khawatir penghasilannya berkurang. Hanya ada 10 persen yang khawatir tertular virus dan 2 persen yang khawatir mati.
Dalam survei tersebut, tujuan perjalanan masih didominasi oleh orang yang hendak bekerja yaitu sebanyak 46 persen. Sedangkan belanja (18 persen) pulang ke rumah (16 persen), dan sisasnya variatif.
"Durasi keluar rumah responden yang kami survei lebih dari 6 jam itu 75 persen. Sisanya di bawah dua jam," ujarnya.
Di luar itu, sebagain besar responden telah mengetahui PSBB. Namun hanya 81 persen yang mengetahui aturan PSBB. Sisanya mengakui belum mengetahuinya.
Selain survei tersebut, Dishub Kota bandung juga melalukan survey traffick counting pada 8 chekpoint dan pintu tol.
Hasilnya, selama PSBB diberlakukan, terjadi penurunan kendaraan masuk ke Kota Bandung rata-rata sekitar 13 persen. Meskipun peningkatan kembali terjadi di hari ke 6 dan 8 PSBB dengan rata-rata kenaikan sampai 42 persen dengan dominasi sepeda motor.
Selain itu, penurunan juga terjadi pada kendaraan yang keluar dari Kota Bandung. Penurunan terbesar terjadi di gerbang tol Pasirkoja. Sebelum PSBB kendaraan yang keluar sebanyak 7.974, sedangkan setelah PSBB menjadi sekitar 3.000an.
Sedangkan dari gerbang tol Pasteur, jika sebelum PSBB kendaraan keluar 22.000an setelah PSBB menjadi 17.000an. Red