Bandung, SIBER - Percepatan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama Pemerintah Indonesia dalam kurun waktu empat tahun terakhir. Pembangunan akses jalan dan bangunan penunjang kebutuhan masyarakat tidak melulu dilakukan di wilayah Pulau Jawa, tapi merata menjamah kawasan Timur nusantara.
Upaya tersebut tidak hanya berbicara perihal pembangunan ekonomi secara merata, melainkan juga sebagai langkah mempersatukan bangsa dengan rentan geografis begitu luas. Alhasil, ketimpangan sosial dapat ditekan dan berimbas pada kualitas hidup masyarakat.
Landasan tersebut menjadi pijakan bagi bank bjb dalam upaya membangun Indonesia memahami negeri. Melalui kebijakan kredit komersial dan program corporate social responsibility (CSR), bank bjb turut membiayai sejumlah pembangunan infrastruktur vital negara, tidak hanya di kawasan Jawa Barat dan Banten.
Terbaru, bank bjb turut terlibat dalam membiayai pembangunan infrastruktur Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) dan airport link Tol Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Langkah bank bjb berangkat dari sebuah pengertian bahwa pemerintah tidak akan dapat bergerak sendirian membangun infrastruktur.
Dalam proyek tersebut, bank bjb menjadi salah satu perbankan yang menyalurkan pembiayaan sindikasi berjangka waktu 15 tahun, sebesar Rp751,4 miliar dari total Rp8,889 triliun kepada Lintas Marga Sedaya. Secara detail, sindikasi Rp711,4 miliar dialokasikan untuk tranche A dan Rp39,9 miliar untuk tranche B.
"Bank bjb akan fokus membiayai proyek infrastruktur yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh pemerintah. Kontribusi bank bjb diharapkan memberikan multiplier effect secara langsung kepada masyarakat," ujar Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan saat penandatanganan perjanjian nota sindikasi pembiayaan pembangunan infrastruktur Tol Cipali dan airport link Tol BIJB, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, bank bjb telah mengucurkan dana kepada Jasamarga Jalan Layang Cikampek sebesar Rp252,4 miliar sebagai fasilitas kredit investasi sindikasi untuk pembangunan proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dengan tenor selama 15 tahun.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek memiliki peranan penting karena berfungsi sebagai jalur transportasi alternatif untuk distribusi arus barang dan jasa, baik menuju maupun keluar Jakarta dari Jawa Barat. Kini, jalur Tol Jakarta-Cikampek terbilang sangat padat sehingga memperlambat alur distribusi.
Nantinya, jalan tol tersebut akan memiliki panjang kurang lebih 36 kilometer yang membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat. Diproyeksikan jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dapat beroperasi penuh pada triwulan III tahun 2019.
Segmen kredit komersial bank bjb memang tengah bergeliat seiring pertumbuhannya di tahun 2017 yang mencapai 25%. Pertumbuhan tersebut ditunjang oleh proyek pembangunan di sektor infrastruktur yang berasal dari APBD dan APBN.
"Target kredit komersial tumbuh 14% di tahun 2018. bank bjb akan fokus pada proyek infrastruktur karena market share sangat besar. Ini menjadi bukti bahwa bank bjb begitu peduli terkait kesejahteraan masyarakat," ujar Ahmad Irfan.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, bank bjb aktif melakukan pembiayaan pada proyek infrastruktur transportasi, diantaranya jalan tol Kanci-Pejagan, Bogor-Ciawi, Gempol-Pandaan-Karangjati hingga Trans Sumatera.
Tidak hanya itu, program CSR bank bjb juga fokus pada perbaikan dan pembangunan infrastruktur transportasi di kawasan terpencil. Seperti pembangunan jembatan gantung Muara Kali Cidadap di Kabupaten Cianjur serta jembatan di Desa Kanci Kulon Kabupaten Cirebon.
"Pembangunan ada berupa jembatan gantung untuk jalur transportasi pedesaan dan sebagainya. Tidak hanya di Jawa Barat dan Banten namun sasaran CSR bank bjb juga menyasar ke seluruh Indonesia," ujar Ahmad Irfan.
Jangan lupakan, bank bjb juga memegang peranan penting dalam mendukung dan menyukseskan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Sejumlah infrastruktur venue olahraga dan transportasi dibenahi serius melalui program CSR bank bjb.
Pembangunan yang dilakukan fokus pada peningkatan akses menuju venue olahraga, seperti arena balap sepeda di Kabupaten Subang, pacuan kuda dan renang di Kabupaten Tangerang sepanjang 1.018 meter persegi, serta pembenahan Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung.
CSR bank bjb juga menyasar segmen infrastruktur fisik di bidang pendidikan. Ribuan ruang kelas baru telah berhasil dibangun bank bjb yang bekerjasama dengan pemerintah daerah di Jabar dan Banten sejak tahun 2011 lalu. Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan sarana dan meningkatkan kesejahteraan pendidikan.
Sejak tahun 2011, anggaran CSR bank bjb terus mengalami pertumbuhan. Kini, bank bjb mengalokasikan anggaran CSR sebesar 5% dari total laba perusahaan. Upaya tersebut berdampak signifikan terhadap kenaikan tingkat partisipasi SMA dan SMK di Jabar, dari sebelumnya berada pada ranking 32 di tahun 2008 menjadi peringkat 11 di 2016.
Soalnya, salah satu persoalan pendidikan di Jabar terletak pada ketersediaan ruang kelas baru sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Menurut catatan Pemprov Jabar, angka partisipasi kasar sekolah tingkat SMA dan SMK berada pada level 76,62%. Artinya, terdapat 23,4% yang membutuhkan setidaknya 10.000 ruang kelas.
"Ini merupakan wujud kepeduliaan bank bjb untuk membangun Indonesia memahami negeri melalui pendidikan. Diharapkan dengan ruang kelas yang baik maka akan meningkatkan peran serta generasi muda di masa mendatang. Sehingga akan memberikan kenikmatan pada generasi muda Indonesia untuk menuntut ilmu," ujar Ahmad Irfan. */Red
Upaya tersebut tidak hanya berbicara perihal pembangunan ekonomi secara merata, melainkan juga sebagai langkah mempersatukan bangsa dengan rentan geografis begitu luas. Alhasil, ketimpangan sosial dapat ditekan dan berimbas pada kualitas hidup masyarakat.
Landasan tersebut menjadi pijakan bagi bank bjb dalam upaya membangun Indonesia memahami negeri. Melalui kebijakan kredit komersial dan program corporate social responsibility (CSR), bank bjb turut membiayai sejumlah pembangunan infrastruktur vital negara, tidak hanya di kawasan Jawa Barat dan Banten.
Terbaru, bank bjb turut terlibat dalam membiayai pembangunan infrastruktur Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) dan airport link Tol Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati. Langkah bank bjb berangkat dari sebuah pengertian bahwa pemerintah tidak akan dapat bergerak sendirian membangun infrastruktur.
Dalam proyek tersebut, bank bjb menjadi salah satu perbankan yang menyalurkan pembiayaan sindikasi berjangka waktu 15 tahun, sebesar Rp751,4 miliar dari total Rp8,889 triliun kepada Lintas Marga Sedaya. Secara detail, sindikasi Rp711,4 miliar dialokasikan untuk tranche A dan Rp39,9 miliar untuk tranche B.
"Bank bjb akan fokus membiayai proyek infrastruktur yang saat ini sedang gencar dilakukan oleh pemerintah. Kontribusi bank bjb diharapkan memberikan multiplier effect secara langsung kepada masyarakat," ujar Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan saat penandatanganan perjanjian nota sindikasi pembiayaan pembangunan infrastruktur Tol Cipali dan airport link Tol BIJB, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, bank bjb telah mengucurkan dana kepada Jasamarga Jalan Layang Cikampek sebesar Rp252,4 miliar sebagai fasilitas kredit investasi sindikasi untuk pembangunan proyek Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dengan tenor selama 15 tahun.
Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek memiliki peranan penting karena berfungsi sebagai jalur transportasi alternatif untuk distribusi arus barang dan jasa, baik menuju maupun keluar Jakarta dari Jawa Barat. Kini, jalur Tol Jakarta-Cikampek terbilang sangat padat sehingga memperlambat alur distribusi.
Nantinya, jalan tol tersebut akan memiliki panjang kurang lebih 36 kilometer yang membentang dari ruas Cikunir hingga Karawang Barat. Diproyeksikan jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek dapat beroperasi penuh pada triwulan III tahun 2019.
Segmen kredit komersial bank bjb memang tengah bergeliat seiring pertumbuhannya di tahun 2017 yang mencapai 25%. Pertumbuhan tersebut ditunjang oleh proyek pembangunan di sektor infrastruktur yang berasal dari APBD dan APBN.
"Target kredit komersial tumbuh 14% di tahun 2018. bank bjb akan fokus pada proyek infrastruktur karena market share sangat besar. Ini menjadi bukti bahwa bank bjb begitu peduli terkait kesejahteraan masyarakat," ujar Ahmad Irfan.
Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, bank bjb aktif melakukan pembiayaan pada proyek infrastruktur transportasi, diantaranya jalan tol Kanci-Pejagan, Bogor-Ciawi, Gempol-Pandaan-Karangjati hingga Trans Sumatera.
Tidak hanya itu, program CSR bank bjb juga fokus pada perbaikan dan pembangunan infrastruktur transportasi di kawasan terpencil. Seperti pembangunan jembatan gantung Muara Kali Cidadap di Kabupaten Cianjur serta jembatan di Desa Kanci Kulon Kabupaten Cirebon.
"Pembangunan ada berupa jembatan gantung untuk jalur transportasi pedesaan dan sebagainya. Tidak hanya di Jawa Barat dan Banten namun sasaran CSR bank bjb juga menyasar ke seluruh Indonesia," ujar Ahmad Irfan.
Jangan lupakan, bank bjb juga memegang peranan penting dalam mendukung dan menyukseskan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018. Sejumlah infrastruktur venue olahraga dan transportasi dibenahi serius melalui program CSR bank bjb.
Pembangunan yang dilakukan fokus pada peningkatan akses menuju venue olahraga, seperti arena balap sepeda di Kabupaten Subang, pacuan kuda dan renang di Kabupaten Tangerang sepanjang 1.018 meter persegi, serta pembenahan Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung.
CSR bank bjb juga menyasar segmen infrastruktur fisik di bidang pendidikan. Ribuan ruang kelas baru telah berhasil dibangun bank bjb yang bekerjasama dengan pemerintah daerah di Jabar dan Banten sejak tahun 2011 lalu. Tujuannya, untuk memenuhi kebutuhan sarana dan meningkatkan kesejahteraan pendidikan.
Sejak tahun 2011, anggaran CSR bank bjb terus mengalami pertumbuhan. Kini, bank bjb mengalokasikan anggaran CSR sebesar 5% dari total laba perusahaan. Upaya tersebut berdampak signifikan terhadap kenaikan tingkat partisipasi SMA dan SMK di Jabar, dari sebelumnya berada pada ranking 32 di tahun 2008 menjadi peringkat 11 di 2016.
Soalnya, salah satu persoalan pendidikan di Jabar terletak pada ketersediaan ruang kelas baru sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Menurut catatan Pemprov Jabar, angka partisipasi kasar sekolah tingkat SMA dan SMK berada pada level 76,62%. Artinya, terdapat 23,4% yang membutuhkan setidaknya 10.000 ruang kelas.
"Ini merupakan wujud kepeduliaan bank bjb untuk membangun Indonesia memahami negeri melalui pendidikan. Diharapkan dengan ruang kelas yang baik maka akan meningkatkan peran serta generasi muda di masa mendatang. Sehingga akan memberikan kenikmatan pada generasi muda Indonesia untuk menuntut ilmu," ujar Ahmad Irfan. */Red