BANDUNG, SIBER - Kehadiran bank emok kini semakin meresahkan. Pasalnya pinjaman yang didapatkan oleh si kreditur rerasa sangat mencekik dengan bunga yang begitu tinggi.
Namun hal ini tak bisa membuat jera, meski sudah tahu resiko ketika memuinjan uang dari rentenir atau bank emok.
Menyikapi hal ini, Anggota DPRD Kota Bandung H. Andri Rusmana, S.Pd.I., angkat bicara.
“ Dicanangkannya Bandung Bebas Bank Emok, harus kita dukung dan kita apresiasi. Namun perlu dipikirkan teknis dilapangannya, termasuk mungkin apakah ada anggaran untuk satgas-satgas rentenir yang harus disiapkan terkait pinjaman itu,” ucap Andri saat di temui di ruangan Badan Kehormatan DPRD Kota Bandung.
Menurutnya, kehadiran bank emok meski banyak penolakan bahkan sampai ada yang membuat spanduk. Namun masyarakat lah yang harus diedukasi akan bagaimana kita menolak.
“ Pada dasarnya kalau ada tang berhutang tetap harus bayar dulu, baru kita bisa larang mereka (bank emok) tidak boleh masuk. Nantinya bisa ditangani oleh satgas anti rentenir, dan senua pihak harus ikut andil serta ini perlu keberanian Pemkot Bandung,” kata Andri.
Dalam hal ini, menurut politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini Pemkot Bandung harus hadir di setiap permasalahan termasuk bank emok.
“ Permasalahan bank emok, harus segera dicarikan solusinya, karena hasil survey saat masyarakat ditawari pinjaman jawabannya iya-iya saja," ujar Andri
Untuk memberantas dan Bandung bebas bank emok salah satunya melalui kredit dari bank pemerintah seperti Bank Bandung, bjb maupun Baznas.
Andri menegaskan, jika pemerintah hasir disitu salah satu persyaratan pinjamannya harus dipermudah dab juga pengawasannya.
“ Setelah pinjam, jangan dibiarkan begitu saja, harus ada pengawasannya. Jadi si masyarakat ini tidak hanya diberikan bantuan, namun mereka juga diarahkan, kalau pinjaman tersebut dinilai berhasil, harus diapresiasi, ditambah lagi modalnya dan plafonnya juga bisa dinaikkan,” ucap Andri..
Andri meminta Pemkot Bandung harus berani membuat aturan secara tegas, karena tidak mudah membasmi kegiatan rentenir yang mencekik masyarakat dimana vmereka beroperasi dari satu wilayah hingga ke gang-gang kecil padat penduduk.
“Tidak hanya bank emok, pinjol itu sebenarnya jauh lebih besar bahkan mengalahkan APBD Kota Bandung yaitu Rp7,4 triliun. Jabar sendiri menjadi daerah terbesar peminjam di Indonesia. Jadi ini tidak hanya menjadi tugas koperasi, satgas-satgas rentenir, namun tugas kita semua,” pungkasnya.
(ADV)