BANDUNG - Tak ingin mengulang masa kelam "Bandung Lautan Sampah" saat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah Cimahi longsor, Dekan Fakultas Teknik dan Pembina Clean and Green Universitas Islam Bandung (Unisba), Mohamad Satori mengembangkan Eco Kampus.
Hal itu telah Satori lakukan sejak 2005 dan saat ini terus berkembang melibatkan civitas akademica Unisba dan Lembaga Swadaya Masyarakat lainnya.
"Tata kelola yang mengganggap TPA itu segalanya ada keliru. Sebelumnya pada tahun 2000 saya sudah mengembangkan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) tapi jangankan terimplementasi, direspon saja sangat minim," ungkapnya kepada Humas Kota Bandung.
Berkat upayanya, kesadaran warga kampus mengelola sampah mulai membaik. Warga kampus Unisba kini mulai melakukan aksi menyelesaikan sampai dari sumbernya. Termasuk dengan menggunakan teknologi yang dikembangkan sendiri.
Satori mengungkapkan, proses pertama mengelolaan sampah di Unisba adalah mengubah mainset tentang sampah yang hanya bisa dibuang. Padahal sampah bisa dimanfaatkan dengan cara memilahnya.
"Tidak hanya memilah, kedua mengolah sampah yang sudah terpilah organik, anorganik dan residu. Untuk organik kita bisa olah menjadi kompos. Anorganik bisa kita jual atau serahkan ke bank sampah. Terakhir residu, baru diangkut ke TPA," jelasnya.
Pengelolaan sampah di Unisba melibatkan berbagai elemen dari petugas kebersihan khusus yang direkrut, mahasiswa sebagai ujung tombak eduaksi, masyarakat sekitar lingkungan kampus dan tentunya peran pemerintah.
Pengelolaan sampah di Unisba ini dikemas dalam konsep "Unisba Go Green". Tujuannya, sebagai Center of Education, Unisba membantu pemerintah pengelolaan sampah.
"Office Boy mengambil sampah di dapur setiap lantai untuk dipilah. Sore harinya dibawa ke saung kompos untuk diproses menjadi kompos", katanya.
Satori menurutkan, pengelolaan sampah Unisba menggunakan bata terawang atau bata berongga dan takakura yang sudah dikembangkan di berbagai daerah.
"Kompos tersebut digunakan untuk sayuran di sekitar kampus. Hasil panen akan dibagikan pada saat jumat berkah," ucapnya.
Terakhir Satori menyarankan mulai mengurangi produksi sampah dengan cara mencegah, menghindari kemasan-kemasan sekali pakai, mendaur ulang dan setor sampah ke Bank sampah.
"Terakhir mulailah membuang sampah sesuai jenisnya," imbaunya.