BANDUNG - Growth mindset (pola
pikir berkembang) adalah suatu sikap mental yang percaya bahwa kemampuan dapat
ditingkatkan melalui usaha dan latihan terus-menerus. Konsep ini pertama kali
diperkenalkan oleh psikolog Carol Dweck yang merujuk pada pandangan bahwa
kemampuan dan bakat tidak bersifat tetap, tetapi dapat berkembang melalui
usaha, belajar, dan ketekunan. Seseorang dengan growth mindset percaya
bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Mereka meyakini bahwa kegagalan
merupakan peluang untuk belajar dan tumbuh menjadi lebih baik. Mereka juga
berpikir bahwa kesuksesan bukanlah sekadar hasil dari bakat dan keberuntungan,
melainkan hasil kerja keras serta dedikasi yang konsisten dan persisten.
Growth mindset juga merupakan pola pikir yang percaya bahwa kemampuan serta
kecerdasan dapat dikembangkan melalui upaya keras, pengalaman, dan
pembelajaran. Dalam manajemen sekolah, growth mindset memiliki
peran penting dalam memotivasi guru dan peserta didik untuk mencapai potensi
penuh mereka. Dengan keyakinan bahwa kemampuan dan kecerdasan dapat
ditingkatkan melalui kerja keras, ketekunan, dan pembelajaran. Ini melibatkan
kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru.
Keuntungan growth mindset bagi
guru dan peserta didik dapat meningkatkan motivasi; membantu meningkatkan
motivasi guru dan peserta didik karena mereka percaya bahwa usaha keras akan
menghasilkan kemajuan dan sukses. Kreativitas dan inovasi; dengan growth
mindset, guru dan peserta didik lebih cenderung berani
bereksperimen, berpikir kritis, dan mencari solusi baru yang inovatif dan ada
peningkatan belajar. Growth mindset mendorong
guru dan peserta didik untuk terus belajar serta mengembangkan keterampilan
yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar.
Dalam implementasi growth mindset di
lingkungan sekolah dapat terlihat dalam peran kepemimpinan sekolah yang harus
mempromosikan dan mendukung adopsi growth mindset dalam
semua aspek manajemen sekolah. Pembelajaran kolaboratif yang membangun budaya pembelajaran
kolaboratif dengan mendorong peserta didik untuk saling belajar dan bertumbuh
bersama serta penilaian proses yang penekanan pada penilaian yang berpusat pada
proses belajar dan upaya peserta didik, bukan hanya hasil akhir.
Adapun cara mengembangkan growth mindset dalam
manajemen sekolah dapat dimulai dari:
1. Peningkatan kemampuan dengan mengadakan pelatihan dan
workshop untuk guru dan staf sekolah dalam pengembangan growth
mindset.
2. Diskusi dan pemecahan masalah, dapat mendorong diskusi
dan kolaborasi antara guru dan peserta didik dalam menyelesaikan tantangan dan
masalah.
3. Peningkatan kesempatan belajar, memberikan peserta
didik kesempatan untuk terlibat dalam kegiatan yang menantang, yang memperluas
wawasan dan keterampilan mereka.
Tantangan dalam menerapkan growth mindset,
antara lain adanya Perubahan
Mindset. Growth mindset tidak
berkembang secara instan, melainkan memerlukan waktu dan upaya yang konsisten
untuk mengubah pola pikir yang sudah terbentuk. Resistensi
terhadap Kegagalan, menerima kegagalan sebagai bagian dari
proses belajar bisa menjadi tantangan bagi guru dan peserta didik yang terbiasa
dengan pola pikir tetap. Pembentukan
Budaya Sekolah, membangun budaya sekolah yang mendukung dan
mempromosikan growth mindset memerlukan
komitmen dan kerja sama dari seluruh staf dan peserta didik.
Dengan demikian, growth mindset dalam
manajemen sekolah diperlukan waktu untuk prosesnya dan usaha yang konsisten
sehingga percaya pada potensi, dimana growth mindset memungkinkan
guru dan peserta didik percaya pada kemampuan mereka untuk tumbuh dan
berkembang. Keberanian untuk menghadapi tantangan, dengan growth
mindset mengajarkan pentingnya menghadapi tantangan sebagai
peluang untuk belajar dan tumbuh serta mempunyai komitmen terhadap pembelajaran
seumur hidup. Sehingga, growth mindset dapat
mendorong guru dan peserta didik untuk terus belajar dan mengembangkan diri
sepanjang hidup.***