BANDUNG - "Kita boleh kalah pintar, tapi jangan sampai kalah bijak."
Pesan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan
(Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Wahyu Mijaya dalam puncak acara Perayaan Hari
Guru Nasional dan HUT ke-14 Ikatan Guru Indonesia (IGI) di Trans Studio
Bandung, Minggu (17/12/2023).
Kadisdik menerangkan bahwa dunia terus mengalami
perubahan. "Bukan hanya tentang perubahan, tetapi bagaimana kita punya
kemampuan untuk beradaptasi dalam perubahan. Bagaimana kita bisa memanfaatkan
peluang-peluang perubahan. Jadi, perubahan pasti akan terus terjadi, tapi bagaimana
kita bisa beradaptasi dan belajar dalam perubahan tersebut," terangnya.
Mengutip pesan Ali bin Abi Thalib, "Didiklah anakmu
sesuai dengan zamannya karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada
zamanmu," Kadisdik menjelaskan, mau tidak mau harus terus belajar dan
menyesuaikan keilmuan untuk bisa ditransfer dengan baik kepada para peserta
didik. "Karena, beradaptasi dengan keilmuan, insya Allah putra-putri kita
akan siap bersaing dengan zamannya," ujar Kadisdik.
Kadisdik pun mengucapkan terima kasih atas dedikasi,
pemikiran, curahan tenaga, dan semua kebaikan yang telah dilakukan para guru
dalam membangun peserta didik. "Mudah-mudahan kita bisa menjadi insan
pembelajar yang bisa mengajarkan putra-putri kita menjadi lebih baik,"
ucapnya.
Kunci Mengajar
adalah Menggunakan Hati
Sedangkan Pjs. Ketua Umum IGI, Jasmasyah menyatakan, 14
tahun IGI terus berjuang, berbuat yang terbaik untuk guru-guru Indonesia.
"Kita selalu ikhlas berbagi, ikhlas memberi, dan bergerak untuk terus
berdampak bagi guru-guru Indonesia," ujarnya.
Ia pun mengajak seluruh guru di Indonesia untuk tidak
berhenti belajar. "Jangan pernah berhenti berbagi. Kita bagikan apa yang
kita punya. Sebaik-baik guru adalah yang paling banyak manfaatnya untuk
guru-guru yang lain," pesannya.
Senada, Ketua IGI Wilayah Jabar, Anwar Sanusi mengatakan,
seorang anggota IGI pantang mengeluh, pantang menjatuhkan, dan pantang sia-sia.
"Insya Allah anggota IGI sering memberi, berpikir kritis, dan pantang
kotor hati. "Kunci dalam mengajar adalah menggunakan hati," tutupnya.