BANDUNG - Berjalan 2 hari pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana meninjau sejumlah sekolah.
Diawali SD Babakan Tarogong, Yana menyapa para siswa siswi di sekolah tersebut. Ia pun membeberkan mengenai virus Covid-19.
Yana pun melanjutkan monitoring di SD Asmi dan SD As Salam.
Mulai dari pengendalian sampai cara menghindari virus tersebut. Yana yang juga sebagai penyintas Covid-19 menegaskan agar murid untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Alhamdulilah hari kedua pelaksanaan PTM di Kota Bandung. Dibagi ada yang 100 persen, 75 persen, dan 50 persen, tergantung kesiapan dari masing-masing sekolah, " tutur Yana di sela-sela peninjauan, Selasa 11 Januari 2022.
Yana mengatakan, para siswa sangat senang dengan PTM. Namun protokol kesehatan harus tetap berjalan ketat.
"Prinsipnya anak-anak senang bertemu dengan temannya di sekolah," ujar Yana.
Ia menegaskan protokol kesehatan menjadi acuan penting dalam pelaksanaan PTM.
"Alhamdulilah saya lihat penyelenggaraan protokol kesehatan baik. Siftnya berjalan baik. Tadi juga saya berkesempatan menyampaikan karakter virus Covid-19 dengan pemahaman mereka," ujarnya.
"Tetap laksanakan protokol kesehatan berbagai aktivitas dengan normal adaptasi kebiasaan baru," tuturnya.
Yana menegaskan tidak boleh ada sekolah yang memaksakan PTM 100 persen jika belum memenuhi syarat.
"Tidak boleh, kalau itu sudah ada SOP-nya, regulasi dan pengawasannya ada di Disdik. Harus hati-hati, " katanya.
Sementara itu, salah satu siswa SD Babakan Tarogong, Ardi (12) merasa senang dengan PTM kali ini. Ia bisa bertemu teman dan terpenting ketika belum mengerti dalam pembelajaran ia bisa langsung bertanya.
"Seneng sekarang. Kalau tidak mengerti aku bisa ngacung langsung bertanya. Sama ketemu teman-teman juga," ujarnya.
Di tempat yang berbeda, Guru Wali Kelas 1B SDN Asmi, Euis Wari Kurniawati menerangkan, untuk jam masuk kelas bawah, sesi 1 dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Sesi 2, pukul 10.30 WIB - 13.30 WIB.
Sepekan berjumlah 2 kali pertemuan, Senin dan Rabu untuk Kelas Bawah 1-2-3, Selasa dan Kamis untuk Kelas Tinggi seperti kelas 4, kelas 5 dan kelas 6.
"Khusus Jumat dipakai untuk pembiasaan dan evaluasi pembelajaran. Pembiasaan pembelajaran itu seperti pembiasaan agama, shalat Dhuha dengan bergiliran. Misalnya Jumat pekan ini diisi oleh kelas 4, Jumat pekan depan diisi dengan kelas 5," ujar Euis.
Selain itu, yang harus dievaluasi selama berjalannya PTM ini oleh para guru kepada siswa adalah segi pembelajaran yang akan dievaluasi setiap hari Jumat. Baik dari segi kekurangan, peraturan siswa saat masuk dan dari segi satgasnya agar dapat diperbaiki kembali di minggu selanjutnya.
"Seluruh anak dari SDN 003 Asmi sudah melakukan vaksinasi," jelas Euis.
Ia pun mengimbau kepada orang tua meskipun sudah masuk PTM terbatas, orang tua harus tetap menjaga anaknya agar mematuhi protokol kesehatan 6M.
Yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan bersama. Dan jangan lupa untuk membawa Hand Sanitizer.
"Para orang tua siswa dan murid diimbau untuk membawa minum di dalam tumbler dan membawa bekal dari rumah, itu salah satu dari syarat protokol di sekolah. Karena kantin di Sekolah ditutup," tambah Euis.
Diawali SD Babakan Tarogong, Yana menyapa para siswa siswi di sekolah tersebut. Ia pun membeberkan mengenai virus Covid-19.
Yana pun melanjutkan monitoring di SD Asmi dan SD As Salam.
Mulai dari pengendalian sampai cara menghindari virus tersebut. Yana yang juga sebagai penyintas Covid-19 menegaskan agar murid untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Alhamdulilah hari kedua pelaksanaan PTM di Kota Bandung. Dibagi ada yang 100 persen, 75 persen, dan 50 persen, tergantung kesiapan dari masing-masing sekolah, " tutur Yana di sela-sela peninjauan, Selasa 11 Januari 2022.
Yana mengatakan, para siswa sangat senang dengan PTM. Namun protokol kesehatan harus tetap berjalan ketat.
"Prinsipnya anak-anak senang bertemu dengan temannya di sekolah," ujar Yana.
Ia menegaskan protokol kesehatan menjadi acuan penting dalam pelaksanaan PTM.
"Alhamdulilah saya lihat penyelenggaraan protokol kesehatan baik. Siftnya berjalan baik. Tadi juga saya berkesempatan menyampaikan karakter virus Covid-19 dengan pemahaman mereka," ujarnya.
"Tetap laksanakan protokol kesehatan berbagai aktivitas dengan normal adaptasi kebiasaan baru," tuturnya.
Yana menegaskan tidak boleh ada sekolah yang memaksakan PTM 100 persen jika belum memenuhi syarat.
"Tidak boleh, kalau itu sudah ada SOP-nya, regulasi dan pengawasannya ada di Disdik. Harus hati-hati, " katanya.
Sementara itu, salah satu siswa SD Babakan Tarogong, Ardi (12) merasa senang dengan PTM kali ini. Ia bisa bertemu teman dan terpenting ketika belum mengerti dalam pembelajaran ia bisa langsung bertanya.
"Seneng sekarang. Kalau tidak mengerti aku bisa ngacung langsung bertanya. Sama ketemu teman-teman juga," ujarnya.
Di tempat yang berbeda, Guru Wali Kelas 1B SDN Asmi, Euis Wari Kurniawati menerangkan, untuk jam masuk kelas bawah, sesi 1 dari pukul 07.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB. Sesi 2, pukul 10.30 WIB - 13.30 WIB.
Sepekan berjumlah 2 kali pertemuan, Senin dan Rabu untuk Kelas Bawah 1-2-3, Selasa dan Kamis untuk Kelas Tinggi seperti kelas 4, kelas 5 dan kelas 6.
"Khusus Jumat dipakai untuk pembiasaan dan evaluasi pembelajaran. Pembiasaan pembelajaran itu seperti pembiasaan agama, shalat Dhuha dengan bergiliran. Misalnya Jumat pekan ini diisi oleh kelas 4, Jumat pekan depan diisi dengan kelas 5," ujar Euis.
Selain itu, yang harus dievaluasi selama berjalannya PTM ini oleh para guru kepada siswa adalah segi pembelajaran yang akan dievaluasi setiap hari Jumat. Baik dari segi kekurangan, peraturan siswa saat masuk dan dari segi satgasnya agar dapat diperbaiki kembali di minggu selanjutnya.
"Seluruh anak dari SDN 003 Asmi sudah melakukan vaksinasi," jelas Euis.
Ia pun mengimbau kepada orang tua meskipun sudah masuk PTM terbatas, orang tua harus tetap menjaga anaknya agar mematuhi protokol kesehatan 6M.
Yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan bersama. Dan jangan lupa untuk membawa Hand Sanitizer.
"Para orang tua siswa dan murid diimbau untuk membawa minum di dalam tumbler dan membawa bekal dari rumah, itu salah satu dari syarat protokol di sekolah. Karena kantin di Sekolah ditutup," tambah Euis.
***