BANDUNG - Sudah seminggu ini sistem Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di Kota Bandung berjalan. Untuk melihat efektivitas dan evaluasi lainnya terkait PTM 100 persen, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim bersama Plt. Walikota Bandung, Yana Mulyana mengunjungi SMPN 2 Bandung, Senin, 17 Januari 2022.
"Sampai saat ini PTM 100 persen di kelompok 1 sudah berjalan baik. Untuk kelompok 2, tetap kami verifikasi dan validasi juga untuk bisa masuk ke kelompok 1," papar Yana.
Yana menjelaskan, sekolah yang termasuk dalam kelompok 1 merupakan 330 sekolah percontohan yang sudah menjalankan PTM 100 persen sepekan ini. Sedangkan untuk kelompok 2, terdiri dari sekolah-sekolah yang sedang mengajukan PTM 100 persen.
Untuk mencegah terjadinya klaster Covid-19 di sekolah, Yana menambahkan, Pemerintah Kota Bandung terus menggalakkan proses vaksinasi, baik dosis 2 maupun dosis 3.
"Hari ini kita sudah mulai vaksin dosis 2, dan booster untuk beberapa orang yang sudah mendapatkan e-ticket dari aplikasi Peduli Lindungi. Mudah-mudahan PTM 100 persen juga bisa diikuti oleh semakin banyak sekolah di Kota Bandung," imbuh Yana.
Salah satu sekolah yang sudah menjalankan PTM 100 persen yakni SMPN 2 Bandung. Dalam kegiatan peninjauan evaluasi ini, Nadiem mengunjungi salah satu kelas VII di SMPN 2 Bandung yang sedang belajar Bahasa Inggris.
Sekitar, 10 menit Nadiem berbincang dengan beberapa murid di sana menggunakan Bahasa Inggris.
"Pertanyaan anak-anak di sini menarik. Saya bisa lihat kalau sekolah ini pasti salah satu sekolah spesial ya di Kota Bandung," ujar Nadiem.
Persiapan matang untuk melaksanakan PTM 100 persen terlihat di sekolah ini. Terdapat lima termogram dan wastafel.
Kursi-kursi yang tersedia di taman pun dijaga jaraknya dengan tanda silang. Di sekolah ini juga terdapat sudut untuk siswa melakukan vaksinasi.
Begitupun di kantinnya. Hanya ada satu kantin yang aktif agar tidak terjadi kerumunan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra menjelaskan, PTM 100 persen ini bukan berarti seluruh siswa masuk dalam waktu bersamaan seperti sebelum masa Covid-19.
Namun, ada protokol kesehatan berupa sistem shifting. Sehingga tidak terjadi hiruk pikuk di lingkungan sekolah
"Seperti sekarang ini, kan tidak hiruk pikuk ya. Jadi, kita bisa kendalikan penyebaran virus dengan sistem shifting. Namun, perlu dikondisikan juga untuk para guru supaya tidak terlalu lelah dengan jadwal mengajar yang sekarang," ucap Cucu.
Cucu juga menyampaikan, perlu adanya kerja sama juga dari pihak orang tua dan masyarakat agar tidak terjadi klaster covid di sekolah.
"Kami dari tim pendidik akan terus mengusahakan agar tidak terjadi kasus yang mengakibatkan klaster covid di sekolah. Untuk itu, kami harap pihak keluarga juga tetap jaga prokes di rumah. Anak-anak kalau mau main dengan temannya, pakai prokes juga dan tolong dipantau," imbuhnya.