Bandung, SIBER -Anggota Tim Pengembangan Program Pencegahan Radikalime Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat (Jabar), Agus Hamdan Satiagraha menegaskan, Jabar takkan mungkin melahirkan siswa juara jika sesamanya tidak hidup rukun dan damai. Bertengkar dengan teman atau tawuran adalah salah faktor yang menghambat proses tersebut.
"Maka, dengan kita hidup damai dan berdampingan, tujuan tersebut bisa tercapai," ungkapnya, pada Sosialisasi Pembinaan dan Penyuluhan Antisipasi Radikalisme dan Terorisme pada kalangan pelajar di Jawa Barat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Cimahi, Jln. Kihapit Barat No. 39, Kota Bandung, Selasa (25/2/2020).
Pengawas di lingkungan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI itu mengungkapkan, salah satu kuncinya adalah dengan menghindari sikap intoleran. Jika ada teman/siswa yang telah terpapar radikalisme, Agus mendorong temannya untuk merangkul, bukan malah menjauhi. "Jika dijauhi, nanti malah menjadi-jadi. Rangkul dan raih kembali teman-temannya," imbaunya.
Lebih jauh, Agus memaparkan, ada lima tugas lembaga pendidikan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme. Salah satunya, menyiapkan generasi muda yang memiliki kedalaman ilmu agama. Sebagai lembaga pendidikan, Disdik Jabar berperan mewujudkan hal tersebut. Pencegahan itu telah diimplementasikan dengan berbagai program yang telah terlaksana.
Di antaranya, program Smartren, Milenial Camp, dan yang baru kembali diluncurkan, yakni Ajengan Masuk Sekolah (AMS). Selain upaya pencegahan, program tersebut pun digulirkan guna mewujudkan visi Jabar, "Juara Lahir Batin".*