Bandung - Sekitar 1.500 siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Bandung menampilkan kreasi seni dan lagu, kaulinan tradisi di Taman Lalu Lintas Ade Irma Nasution, Rabu (18/9/2019). Kegiatan ini merupakan Pembinaan Kreativitas Anak Usia Dini dengan mengusung tema Budaya Lokal di Era Digital.
Para siswa PAUD memainkan surser, cingciripit, tali karet. Mereka juga mempertunjukan tarian tradisional Sunda. Kegiatan yang digagas Dinas Pendidikan Kota Bandung ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan daya motorik para anak.
"Perkembangan kecerdasan kreativitas dan kemampuan emosi, merupakan aspek yang berada pada diri anak. Maka kreativitas menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya motoriknya," jelas Sektetaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra di sela-sela acara.
Menurut Cucu, ini juga merupakan bentuk dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mengembangkan stimulan sejak dini.
"Ini akan menjadi terbiasa bagi anak untuk selalu berfikir. Perlunya bagi individu untuk meningkatkan kreativitas," katanya.
Cucu menuturkan, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional PAUD, aspek perkembangan anak usia dini meliputi nilai moral dan agama, fisik dan motorik, bahasa, sosial, emosional dan seni.
"Sejak usia dini, kreativitas memberikan dorongan yang sangat signifikan. Kondisi ini membantu dalam melakukan kegiatan kreatif," tuturnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Kota Bandung, Siti Muntamah Oded menyampaikan, anak usia dini itu harus dikembangkan kreativitasnya. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Dinas Pendidikan menjadi garda utama untuk membentuk dan mendorong anak usia dini lebih kreatif dalam menghadapi era digital.
"Pembinaan ini dengan berbagai macam kreativitas mulai motorik, menghadirkan seni. Ada juga Talk Show pola asuh anak di era digital. Ini harus diapresiasi," ujarnya.
Di era digital ini, Umi, sapaan akrab Siti Muntamah berpesan, penggunaan gawai atau gadget oleh anak-anak harus dibatasi.
"Di usia dini ini dengan kreativitas dan motorik yang sehat, gadget harus dibatasi sesuai kebutuhan. Sehingga orangtua membuat strategi agar digunakan seperlunya," katanya.
Para siswa PAUD memainkan surser, cingciripit, tali karet. Mereka juga mempertunjukan tarian tradisional Sunda. Kegiatan yang digagas Dinas Pendidikan Kota Bandung ini juga menjadi ajang untuk meningkatkan daya motorik para anak.
"Perkembangan kecerdasan kreativitas dan kemampuan emosi, merupakan aspek yang berada pada diri anak. Maka kreativitas menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan daya motoriknya," jelas Sektetaris Dinas Pendidikan Kota Bandung, Cucu Saputra di sela-sela acara.
Menurut Cucu, ini juga merupakan bentuk dukungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung untuk mengembangkan stimulan sejak dini.
"Ini akan menjadi terbiasa bagi anak untuk selalu berfikir. Perlunya bagi individu untuk meningkatkan kreativitas," katanya.
Cucu menuturkan, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional PAUD, aspek perkembangan anak usia dini meliputi nilai moral dan agama, fisik dan motorik, bahasa, sosial, emosional dan seni.
"Sejak usia dini, kreativitas memberikan dorongan yang sangat signifikan. Kondisi ini membantu dalam melakukan kegiatan kreatif," tuturnya.
Sementara itu, Bunda PAUD Kota Bandung, Siti Muntamah Oded menyampaikan, anak usia dini itu harus dikembangkan kreativitasnya. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, Dinas Pendidikan menjadi garda utama untuk membentuk dan mendorong anak usia dini lebih kreatif dalam menghadapi era digital.
"Pembinaan ini dengan berbagai macam kreativitas mulai motorik, menghadirkan seni. Ada juga Talk Show pola asuh anak di era digital. Ini harus diapresiasi," ujarnya.
Di era digital ini, Umi, sapaan akrab Siti Muntamah berpesan, penggunaan gawai atau gadget oleh anak-anak harus dibatasi.
"Di usia dini ini dengan kreativitas dan motorik yang sehat, gadget harus dibatasi sesuai kebutuhan. Sehingga orangtua membuat strategi agar digunakan seperlunya," katanya.