Bandung, - Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengajak para mahasiswa menjadi pengusaha. Dengan menjadi pengusaha akan menciptakan lapangan pekerjaan baru..
Yana mengungkapkan itu saat menjadi pembicara seminar di Kampus Unit Program Belajar Jarak Jauh Universita Terbuka (UPBJJ-UT) di Kampus UPBJJ-UT, Jalan Raya Panyileukan, Bandung, Minggu (12/5/2019).
"Mudah-mudahan universitas terbuka ini bisa melahirkan pengusaha. Hadirnya pengusaha bisa membantu mengurangi angka kemiskinan," kata Yana.
Dengan latar belakangnya sebagai seorang pengusaha, Yana menyatakan, modal utama untuk menekuni dunia wirausaha adalah memiliki niat yang kuat. Menurutnya, para mahasiswa harus memupuk tekad kuat sejak dini. Sehingga menjadi dorongan agar semakin berani terjun menjadi pengusaha.
"Niat dulu yang penting karena hidup itu pilihan. Belum tentu semua mau jadi pengusaha, jadi balik lagi ke diri sendiri. Pengusaha tidak diciptakan tapi dilahirkan, jadi minimal punya 'passion' dulu," jelasnya.
Yana kemudian sedikit berbagi pengalamannya ketika pertama kali merintis usaha pada saat di penghujung Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal itu tidak terlepas dari keinginannya untuk melanjutkan kuliah namun terbentur persoalan biaya. Sehingga ia harus mencari uang sendiri.
Kunci utamanya, ujar Yana, tekad yang gigih untuk berjuang menghadapi segala hambatan. Sehingga tujuan menjadi seorang pengusaha bisa tercapai dengan segala proses. Itu yang membuat jiwa entrepreneur semakin matang.
"Gagal itu kesuksesan yang tertunda. Jadi kita punya fighting spirit untuk mencoba lagi. Untuk orang berani berusaha saja, saya pikir sudah punya keberanian untuk mengambil risiko. Karena jadi pengusaha tidak serta merta sukses," bebernya.
Yana mengungkapkan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki banyak fasilitas dan program yang mendukung pencetakan wirausaha. Tinggal komitmen serta konsistensi dari masyarakat untuk siap menekuni dunia usaha.
"Pemkot punya banyak program. Kalau sudah ada minat, kita ada pelatihan. Next kita ada pendampingan barangkali butuh modal kita ada BPR. Kita beri pehaman soal packaging termasuk pemasaran. Setelah mandiri kita lepas. Soal sukses atau bangkrut, balik lagi ke diri sendiri. Tapi kita terus dorong secara bergulir," katanya. Red
Yana mengungkapkan itu saat menjadi pembicara seminar di Kampus Unit Program Belajar Jarak Jauh Universita Terbuka (UPBJJ-UT) di Kampus UPBJJ-UT, Jalan Raya Panyileukan, Bandung, Minggu (12/5/2019).
"Mudah-mudahan universitas terbuka ini bisa melahirkan pengusaha. Hadirnya pengusaha bisa membantu mengurangi angka kemiskinan," kata Yana.
Dengan latar belakangnya sebagai seorang pengusaha, Yana menyatakan, modal utama untuk menekuni dunia wirausaha adalah memiliki niat yang kuat. Menurutnya, para mahasiswa harus memupuk tekad kuat sejak dini. Sehingga menjadi dorongan agar semakin berani terjun menjadi pengusaha.
"Niat dulu yang penting karena hidup itu pilihan. Belum tentu semua mau jadi pengusaha, jadi balik lagi ke diri sendiri. Pengusaha tidak diciptakan tapi dilahirkan, jadi minimal punya 'passion' dulu," jelasnya.
Yana kemudian sedikit berbagi pengalamannya ketika pertama kali merintis usaha pada saat di penghujung Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal itu tidak terlepas dari keinginannya untuk melanjutkan kuliah namun terbentur persoalan biaya. Sehingga ia harus mencari uang sendiri.
Kunci utamanya, ujar Yana, tekad yang gigih untuk berjuang menghadapi segala hambatan. Sehingga tujuan menjadi seorang pengusaha bisa tercapai dengan segala proses. Itu yang membuat jiwa entrepreneur semakin matang.
"Gagal itu kesuksesan yang tertunda. Jadi kita punya fighting spirit untuk mencoba lagi. Untuk orang berani berusaha saja, saya pikir sudah punya keberanian untuk mengambil risiko. Karena jadi pengusaha tidak serta merta sukses," bebernya.
Yana mengungkapkan, saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memiliki banyak fasilitas dan program yang mendukung pencetakan wirausaha. Tinggal komitmen serta konsistensi dari masyarakat untuk siap menekuni dunia usaha.
"Pemkot punya banyak program. Kalau sudah ada minat, kita ada pelatihan. Next kita ada pendampingan barangkali butuh modal kita ada BPR. Kita beri pehaman soal packaging termasuk pemasaran. Setelah mandiri kita lepas. Soal sukses atau bangkrut, balik lagi ke diri sendiri. Tapi kita terus dorong secara bergulir," katanya. Red