Jakarta, SIBER - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb) berhasil menyalurkan kredit hingga Rp 71 triliun sepanjang kuartal I 2018, atau tumbuh sebesar 13,2% dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu year on year (yoy).
Laju pertumbuhan kredit yang disalurkan bank bjb sebesar 13,2% tersebut merupakan prestasi istimewa sebab berhasil tumbuh di atas pertumbuhan kredit industri perbankan Februari 2018 yang sebesar 8,32%.
Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan mengatakan pertumbuhan kredit bank bjb sepanjang kuartal I 2018 tersebut ditopang dari kredit konsumer yang menjadi pilar pertama bisnis bank bjb.
“Segmen ini mampu tumbuh sebesar Rp 2,7 triliun atau sebesar 6,2% (yoy),” katanya saat Analyst Meeting Q1 Tahun 2018 di Jakarta, Jumat (20/4).
Menurutnya, salah satu pendorong pertumbuhan kredit konsumer yaitu meningkatnya pertumbuhan kredit pensiunan yang naik menjadi Rp10,6 triliun. Segmen lain yang memberikan kontribusi tinggi bagi bank bjb adalah kredit korporasi dan komersial yang berhasil tumbuh Rp 3,4 triliun atau 38% (yoy) hingga mencapai Rp 12,6 triliun.
Dirut bank bjb menjelaskan yotal kenaikan kredit korporasi dan komersial ini sebagian besar merupakan kredit-kredit yang bersumber dari proyek pemerintah yang bersumber dari APBD dan APBN serta kredit lain yang tingkat risikonya relatif rendah dan terukur.
Selain itu, segmen kredit mikro juga memberikan kontribusi yang baik dengan berhasil tumbuh 32,5% (yoy). Kredit di segmen ini, bank bjb menggandeng sejumlah lembaga yaitu beberapa Bank Perkreditan Rakyat dna beberapa lembaga keuangan mikro (LKM) dengan model clustering sehingga kualitas kredit UMKM ini dapat terjaga dengan baik.
Selain penyaluran kredit, kinerja lain yang menunjukkan hasil signifikan adalah nilai aset bank bjb. Hingga kuartal I 2018, total aset bank bjb, (tidak termasuk anak perusahaan) tercatat mencapai Rp110,8 triliun atau tumbuh sebesar 13% (yoy). Selain itu, pada kuartal I 2018, bank bjb mencatat pertumbuhan Fee Based Income sebesar 54,3%.
“Kontribusi positif ini berhasil membawa laba sebelum CKPN di triwulan I 2018 naik 11,6% (year on year),” tuturnya.
Guna meningkatkan kualitas struktur pendanaan, pada kuartal II tahun 2018 ini bank bjb akan melakukan proses penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi bank bjb Tahap II Tahun 2018. Dimana penerbitan surat berharga ini merupakan kelanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi bank bjb dan Obligasi Subordinasi bank bjb tahap I tahun 2017, dengan total target dana yang diperoleh sebesar Rp2 triliun.
“Kami harapkan dengan adanya diversifikasi ini, dapat meningkatkan kualitas struktur pendanaaan yang kami miliki sehingga memberikan keleluasaan bagi bank bjb dalam melakukan ekspansi kredit di masa-masa yang akan datang,” katanya. (**Red)
Laju pertumbuhan kredit yang disalurkan bank bjb sebesar 13,2% tersebut merupakan prestasi istimewa sebab berhasil tumbuh di atas pertumbuhan kredit industri perbankan Februari 2018 yang sebesar 8,32%.
Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan mengatakan pertumbuhan kredit bank bjb sepanjang kuartal I 2018 tersebut ditopang dari kredit konsumer yang menjadi pilar pertama bisnis bank bjb.
“Segmen ini mampu tumbuh sebesar Rp 2,7 triliun atau sebesar 6,2% (yoy),” katanya saat Analyst Meeting Q1 Tahun 2018 di Jakarta, Jumat (20/4).
Menurutnya, salah satu pendorong pertumbuhan kredit konsumer yaitu meningkatnya pertumbuhan kredit pensiunan yang naik menjadi Rp10,6 triliun. Segmen lain yang memberikan kontribusi tinggi bagi bank bjb adalah kredit korporasi dan komersial yang berhasil tumbuh Rp 3,4 triliun atau 38% (yoy) hingga mencapai Rp 12,6 triliun.
Dirut bank bjb menjelaskan yotal kenaikan kredit korporasi dan komersial ini sebagian besar merupakan kredit-kredit yang bersumber dari proyek pemerintah yang bersumber dari APBD dan APBN serta kredit lain yang tingkat risikonya relatif rendah dan terukur.
Selain itu, segmen kredit mikro juga memberikan kontribusi yang baik dengan berhasil tumbuh 32,5% (yoy). Kredit di segmen ini, bank bjb menggandeng sejumlah lembaga yaitu beberapa Bank Perkreditan Rakyat dna beberapa lembaga keuangan mikro (LKM) dengan model clustering sehingga kualitas kredit UMKM ini dapat terjaga dengan baik.
Selain penyaluran kredit, kinerja lain yang menunjukkan hasil signifikan adalah nilai aset bank bjb. Hingga kuartal I 2018, total aset bank bjb, (tidak termasuk anak perusahaan) tercatat mencapai Rp110,8 triliun atau tumbuh sebesar 13% (yoy). Selain itu, pada kuartal I 2018, bank bjb mencatat pertumbuhan Fee Based Income sebesar 54,3%.
“Kontribusi positif ini berhasil membawa laba sebelum CKPN di triwulan I 2018 naik 11,6% (year on year),” tuturnya.
Guna meningkatkan kualitas struktur pendanaan, pada kuartal II tahun 2018 ini bank bjb akan melakukan proses penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi bank bjb Tahap II Tahun 2018. Dimana penerbitan surat berharga ini merupakan kelanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi bank bjb dan Obligasi Subordinasi bank bjb tahap I tahun 2017, dengan total target dana yang diperoleh sebesar Rp2 triliun.
“Kami harapkan dengan adanya diversifikasi ini, dapat meningkatkan kualitas struktur pendanaaan yang kami miliki sehingga memberikan keleluasaan bagi bank bjb dalam melakukan ekspansi kredit di masa-masa yang akan datang,” katanya. (**Red)